Cinta Tuhan dalam Makananku
19 Juni 2016
Sepulang misa tadi, aku dan ibuku pergi ke pasar yang jaraknya tak jauh
dari gereja. Berbagai macam masakan yang dijual oleh ibu parubaya berwajah
oriental seolah memanggilku minta dibeli. Pilihanku jatuh pada masakan kulit
babi yang ditumis kuah dengan tomat dan bombay. Sebelumnya aku sudah sering
membeli masakan itu dan menurutku rasanya sangat enak! “Pasti cocok untuk
sarapanku pagi ini”, gumamku dalam hati.
Aku langsung memindahkan makanan yang kubeli itu
ke dalam mangkok saat tiba ke rumah. Perutku yang sudah keroncongan membuatku
tanpa ba bi bu lagi menyendok nasi dari magic
jar untuk kusantap bersama kulit babi tadi. Ada juga sop darah babi yang
ibuku beli di kantin dekat gereja, dan telur dadar isi sisa semalam. Tak lupa
kupanjatkan doa dan syukur sebelum makan. Pada suapan pertama, aku sengaja
memejamkan mata, merasakan makanan yang sudah bercampur mendarat di lidahku.
Betapa lezatnya! Aaah… Aku merasakan cinta Tuhan di setiap kunyahanku. That’s a simple thing but so meaningfull. Aku bahagia pagi ini
karena bisa menikmati sesuatu dengan sederhana.
ngebayanginnya jadi "ngences",
BalasHapusudah lama gk makan kerbau pendek :((
Beli dong, kakak dari daerah mana?
Hapus