Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Rindu

Saat aku berumur 7 tahun ayahku sudah tidak ada. Beliau meninggal setelah dirawat di ruang perawatan ICU selama 13 hari. Sekarang aku sudah berumur hampir 20 tahun. Selama ini aku tidak pernah sungguh-sungguh menyadari ketidakhadirannya dalam hidupku. Aku pikir aku tidak bersedih karena kepergiannya. Aku ikhlas. Itu yang aku pikir sebelumnya. Tapi aku sadar bahwa selama ini aku telah melewati umur-umurku bersama rinduku yang tak pernah padam, malahan justru semakin membara. Di suatu pagi aku menonton sebuah acara talk show di televisi. Seorang bintang tamu hadir dalam acara itu. Sebenarnya tidak ada yang spesial. Tidak ada kata-kata sedih yang diumbarnya. Tapi entah kenapa, air mata dengan cepat membasahi pipiku. Aku sadar bahwa ia begitu mirip dengan almarhum ayahku. Air mataku mengalir deras sebanding dengan rasa rinduku yang terbendung selama bertahun-tahun dan kini telah tumpah lewat tangisku yang sedu sedan. Ayah, bisakah kita bertemu lagi? Bisakan kita jalan-jalan lagi seperti

Selamat Pagi

Selamat pagi mimpiku :) Apa kabarmu di sana? Bagaimana tidurmu semalam? Jangan lelah menungguku ya. Aku tidak pernah melupakanmu. Kan aku sudah bilang, ini cuma masalah waktu. Suatu saat kita akan selalu bersama. Selamanya. Baik-baik di sana... :)

Uncomfortable

Aku merasa seperti orang asing di sini. Seperti tak diperhatikan dan tak dianggap itu sedikit menyakitkan. Aku hanya berusaha bertahan. Bertahan dan bertahan.

Dear, my dreams

Dear, My dreams Tunggu saja aku. Jangan pernah berpikir untuk pergi karena terlalu lama menunggu. Aku tak pernah melupakanmu. Dan aku tak akan pernah menyia-nyiakan hal yang patut aku perjuangkan, untukmu. Kau hanya perlu menunggu. Aku akan terus berusaha supaya suatu saat kita bisa bersama. Ini cuma masalah waktu. Aku janji.