Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Can't Focus

"Aaaaaaaargh! Ujian mid semester sebentar lagi! Tapi banyak hal yang musti aku lakukan selain mempersiapkan hal itu." Pagi ini aku ingin share tentang ketidakfokusanku terhadap activity daily live aku sekarang ini. Beberapa bulan belakangan aku dihadapkan pada hal-hal yang sangat krusial bagi hidupku, dan semuanya itu datang pada waktu yang berdekatan. Bahkan mungkin bersamaan! Aku sudah memasuki semester tujuh, itu artinya tahun ini aku menginjak tingkat akhir. Aku pikir semua orang tahu kalau tingkat akhir bisa dibilang momen yang membahagiakan sekaligus mendebarkan bagi mahasiswa. Dikatakan momen yang membahagiakan karena artinya sebentar lagi kita akan segera bebas dari dunia perkuliahan, tapi di sisi lain tingkat akhir juga momen yang mendebarkan karena sebelum kita "angkat kaki" dari kampus kita harus menyelesaikan banyak tugas sebagai syarat untuk melepas almamater.

Tak Terasa

Rasanya baru kemarin aku duduk di dalam bus dan menikmati perjalanan menuju Pontianak. Tapi sekarang aku sudah ada di dalam bus lagi dan menikmati perjalanan, hanya saja sekarang tujuannya yang berbeda. Kali ini bis yang aku tumpangi akan membawaku ke Singkawang. Kota dimana aku akan menyelesaikan kuliahku. Selama seminggu ini aku sudah liburan di rumah. Walaupun aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan bersantai dan tidak melakukan apa-apa karena sekarang aku sedang tidak ada kegiatan tapi perasaan "homey" membuat waktu satu minggu berlalu tanpa terasa. Di bulan Maret nanti aku akan praktik klinik (dinas). Dinas kali ini akan lebih panjang, kurang lebih empat bulan. Aku tak tahu akan jadi seperti apa pengalaman dinasku nanti. Pasti akan banyak jatuh bangun yang harus kuhadapi, tapi aku harus kuat. Yah, aku harus kuat. Demi selembar ijazah sebagai bukti kalau aku pernah melewati bangku kuliah aku harus selesaikan semua ini. Walau aku tahu ini bukan jurusan yang ak

PMS=Baper=Absurd

Hari ini bertepatan dengan hari raya tahun baru Islam saya bisa menikmati waktu luang tanpa harus pergi ke kampus seperti biasanya. Pagi hari saya isi dengan jalan santai dan joging. Cukup melelahkan bagi saya mengelilingi dua putaran komplek kost saya, tapi saya sangat senang karena otot-otot yang banyak sudah kaku bisa leluasa bergerak dan saya pun merasa lebih bugar. Kenapa saya memilih joging? Karena sehari-hari saya lebih banyak duduk dan jarang bergerak. Saya pikir saya membutuhkan olahraga yang banyak menuntut saya bergerak agar peredaran darah dalam tubuh saya lancar. Tepat pukul enam pagi setiap tali dari sepasang sepatu olahraga saya sudah terikat kencang. Sebelum joging, tak lupa saya melakukan beberapa gerakan pemanasan agar tidak kram atau shock. Mula-mula kedua kaki saya melangkah dengan pelan menyusuri komplek yang sangat bersih sambil menikmati suasana pagi yang tampak lengang, mungkin tidak banyak orang yang sudah bangun sepagi itu di hari libur seperti ini. Sesekali

Win or Lose is Not Important

Pagi ini perasaanku sudah sedikit lebih baik dari kemarin. Setidaknya aku sudah mau menulis. Kemarin aku merasa sangat sedih. Berawal dari keingintahuanku terhadap kompetisi video yang diadakan oleh suatu majalah. Dalam kompetisi itu peserta diwajibkan mendeskripsikan passionnya secara kreatif mungkin plus menunjukkan bukti dari pencapaian passionnya. Mulanya aku sangat excited , tapi setelah melihat contoh-contoh video dari para pemenang terdahulu dan video yang sudah diupload oleh peserta lain entah kenapa hatiku tiba-tiba merasa sedih. Aku tidak memikirkan apa-apa, aku hanya sedih. Rasa minder itu muncul tanpa kuundang. Mungkin aku terkena serangan sindrom rendah diri. Aku merasa bahwa aku tidak memiliki apa-apa dibandingkan mereka yang mengikuti kontes itu. Mereka sudah berada beberapa level di atasku dan mereka sudah banyak pencapaian. Sedangkan aku? Aku pikir selama ini tidak banyak yang sudah aku capai. Seketika itu juga aku menjadi semakin minder. Mungkin pepatah yang cocok un

Tulisan yang Saya Suka

Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke rumah sahabat saya, Re. Saya menceritakan permasalahan yang tengah saya hadapi dan mencurahkan segala keluh kesah yang saya rasakan. Tiba-tiba Re mengubah topik pembicaraan dengan sebuah komentar, "kayaknya kau ni orang yang kepribadian intovert deh." Keningku spontan berkerut karena bingung dengan apa yang dikatakannya. Well, obrolan kamipun berlanjut cukup panjang (yang tidak perlu aku tulis di sini) hingga akhirnya aku mencari tahu sendiri apa itu introvert. Beruntung aku hidup di zaman yang serba modern, apa saja yang ingin kamu ketahui kamu bisa langsung mencarinya di internet. Hmm, mungkin aku memang tipe introvert, walaupun bukan berarti aku selalu menyenangi kesendirian. Ada kalanya aku ingin terjun ke keramaian, and off course, berkumpul bersama orang-orang yang aku cintai adalah hal yang paling membahagiakan buatku. Aku sering menelusuri website ataupun blog yang membahas tentang kepribadian, dan aku menemukan sebuah blog

My Mood Today

Setelah berkutat dengan dinas yang panjang akhirnya aku dapat hadiah libur juga. Emang sih, liburan aku cuma diisi dengan bersantai, stay at home atau sekali-kali pergi keluar sama pacar. Tapi hari ini mood aku benar-benar beda dari biasanya. Aku tuh sebenarnya termasuk tipe orang yang gak begitu betah lama-lama ngadep laptop, tapi hari ini udah tiga jam lebih aku duduk berduaan dengan laptop kesayanganku dan tak lupa headset yang terus mutar playlist menempel di kedua telingaku. Awalnya aku ngabisin film Insidious 2 yang kepotong kemaren gara-gara mau pergi ke rumah teman. Aku memberanikan diri untuk buka film itu dan menontonnya sampai habis, walaupun ada beberapa bagian film yang bikin jantung aku berdebar dengan frekuensi di atas normal. Sebenarnya aku gak berani nonton film horror sendirian, tapi rasa takut itu terkalahkan sama rasa penasaran aku tentang kelanjutan dan ending film itu. Apa hubungan Crane Parker sama kehidupan Josh. Finally aku bisa menguji adrenalinku.

Mesin Waktu

Andai mesin waktu itu benar-benar ada, apakah kau lebih memilih mundur ke belakang atau maju ke masa depan?

Long life study

"Hidup itu kayak long life study. Selama kita hidup, selama itu pula kita belajar."

Aku Pasti Bisa

Sebenarnya aku bingung mau nulis apa. Kalau aku mengikuti kata hatiku bisa-bisa semua tulisanku bertemakan kesedihan, yup, karena beberapa tahun terakhir ini aku lebih sering sedih daripada senang. Lulus dari bangku SMA tanpa tujuan yang jelas, harus meninggalkan pekerjaan yang dicintai, terjebak dalam perkuliahan yang tidak disukai, terlambat untuk sadar kalau aku salah jurusan, dan terlambat pula untuk berani mengambil keputusan. That's so bad!!! Menjalani sesuatu yang tidak disukai itu gak enak banget. Hari-hari terasa berat. Pikiran tidak tenang dan hati tidak bahagia. Aku tahu seharusnya aku tidak boleh dibayangi perasaan menyesal terus-terusan yang akhirnya juga bikin hidup aku kacau, tapi itu semua susah buat dilakukan. Ini tuh rasanya kayak aku pengen lari dari kenyataan dan memulai kenyataan lain yang lebih baik. Tapi aku juga harus sadar kalau kenyataan itu cuma satu. Iya, cuma satu. Aku berusaha untuk bisa terlihat happy dan bersyukur dengan apa yang aku punya. Yah, wa

Random

Random. Satu kata yang mungkin cukup untuk menjelaskan keadaan aku saat ini. Absurd juga bisa. Yah, itulah kira-kira yang bisa aku katakan untuk menilai hidupku sekarang. Jadi harap maklum kalau tulisanku pun ikut-ikutan absurd dan gak beraturan karena otak penulisnya lagi kacau berat. Di usia dewasa muda gini, emang saat-saat rawan buat orang ngalamin yang namanya sindrom krisis jati diri dan krisis makna kehidupan. Tak terkecuali pada diriku. Setelah sekian lama hidup sebagai penghuni bumi selama 20 tahun, ternyata banyak hal yang terlambat untuk kusadari. Mulai dari passion, menentukan pilihan, mengumpulkan keberanian, cita-cita, dan yang terpenting actionnya. Jujur selama ini aku menjalani semuanya seperti tanpa arti. Aku berusaha melakukan yang terbaik, tapi tanpa cinta. Aku tidak tahu kenapa aku mau melakukannya. Yang aku tahu ini semua hanya seperti sebuah keharusan. Tapi kini aku sadar bahwa aku telah salah melangkah. Begitu banyak yang terjadi di luar dugaanku. Aku sadar kala

Entah

Kadang aku tidak tahu merasa apa. Aku tidak tahu bagaimana aku harus mengungkapkan apa yang aku rasa, karena aku tidk merasakan apa-apa. Senang atau sedih, entahlah, aku tidak tahu. Mungkin karena selama ini aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri hingga aku lupa bagaimana caranya "merasa". Aku terlalu banyak menganalisa sesuatu. Memilahnya menjadi potongan yang kecil-kecil sampai aku lupa bagaimana rasanya menikmati sesuatu tanpa berpikir. Aku ingin aku yang dulu kembali. Entahlah.