Win or Lose is Not Important

Pagi ini perasaanku sudah sedikit lebih baik dari kemarin. Setidaknya aku sudah mau menulis. Kemarin aku merasa sangat sedih. Berawal dari keingintahuanku terhadap kompetisi video yang diadakan oleh suatu majalah. Dalam kompetisi itu peserta diwajibkan mendeskripsikan passionnya secara kreatif mungkin plus menunjukkan bukti dari pencapaian passionnya. Mulanya aku sangat excited, tapi setelah melihat contoh-contoh video dari para pemenang terdahulu dan video yang sudah diupload oleh peserta lain entah kenapa hatiku tiba-tiba merasa sedih. Aku tidak memikirkan apa-apa, aku hanya sedih. Rasa minder itu muncul tanpa kuundang. Mungkin aku terkena serangan sindrom rendah diri. Aku merasa bahwa aku tidak memiliki apa-apa dibandingkan mereka yang mengikuti kontes itu. Mereka sudah berada beberapa level di atasku dan mereka sudah banyak pencapaian. Sedangkan aku? Aku pikir selama ini tidak banyak yang sudah aku capai. Seketika itu juga aku menjadi semakin minder. Mungkin pepatah yang cocok untuk menggambarkan perasaanku kemarin adalah, "kalah sebelum berperang."
Aku menangis dan hatiku terasa sakit. Aku sadar bahwa sisa-sisa kekalahanku di kompetisi sebelumnya masih melekat jadi mungkin yang aku rasakan sekarang adalah sebagian dari respon pasca traumaku terhadap kompetisi semacam ini. Iya, sebelumnya aku juga mengikuti kontes yang diadakan oleh salah satu brand kecantikan Indonesia. Dalam kontes itu -kami para peserta- mengupload foto disertai naskah sebanyak dua ratus karakter yang mendeskripsikan kepribadian kami. Foto yang diupload harus sesuai dan mencerminkan dengan apa yang kami tulis. Akan ada dua puluh peserta yang terpilih untuk dibina dan diberikan materi yang menurutku sangat menarik. Aku sangat berharap menang saat itu. Sangat. Karena itu aku sangat total dan mencurahkan seluruh isi hatiku dalam kontes itu. Mulai dari tema foto, properti, lokasi foto, dan tentunya naskah yang awalnya sangat sulit bagiku mendeskripsikan tentang diriku hanya dalam dua ratus karakter (dalam hal ini spasi juga masuk dalam hitungan). Aku rela melakukan apapun, meminjam kamera teman, pergi malam-malam membawa seabrek buku (mungkin jumlahnya sekitar sepuluh buku, dan buku itu tebal-tebal), jadi bisa dibayangkan betapa beratnya buku-buku yang aku bawa. Lalu aku mengendap masuk ke dalam perpustakaan daerah, karena aku takut ketahuan membawa kamera ke dalam perpusda. Dan banyak hal lain lagi yang tidak aku ceritakan. Aku sangat berharap menang. Menurutku foto dan naskahku sudah sesuai kriteria perlombaan. Selama satu bulan lebih tak putus-putusnya aku berdoa agar aku terpilih. Aku berharap para juri memilihku. Tapi suatu sore aku membaca pengumuman lomba itu dan namaku tidak terdaftar sebagai pemenang. Aku sangaaat kecewa! Lalu aku melihat foto-foto para pemenang. Aku tidak menyangka hal itu malah membuatku tambah kecewa, karena menurutku foto dan naskah para pemenang tidak sesuai kesepakatan lomba. Foto mereka menurutku tidak mencerminkan apa yang mereka deskripsikan. Rata-rata berasal dari pulau Jawa dan Bali. Aku sangat kesal waktu itu. Aku menangis hingga aku tertidur. Aku menangis sampai mataku sakit.
Dan saat ini aku dihadapkan pada kompetisi lagi. Aku sangat ingin ikut. Tapi di sisi lain kontes kali ini agak sedikit berat buatku karena aku harus membuat video sekreatif mungkin. Kalau hanya mengedit video jujur aku bisa, tapi siapa yang akan menjadi videographernya? Hmmm aku pikir aku butuh bantuan teman. Sampai saat ini aku belum dapat ide untuk membuat video yang seperti apa, tapi aku harap aku segera mendapatkannya. Kalau kemarin aku berpikir, "I'm not sure to join this competition because I dont wanna waste my time and energy if I've knew I will not win." Tapi sekarang aku mulai berpikir bahwa tidak ada salahnya aku mencoba. Aku akan berusaha sebaik mungkin tanpa selalu berorientasi pada kata "menang" tapi membuat semuanya dari hati. Jika aku menang tentu aku sangat senang karena memang itu yang aku harapkan. Tapi jika aku kalah, ya sudahlah setidaknya aku telah berusaha menggapai mimpiku. Lagipula setelah aku pikir lebih dalam, kalaupun aku kalah aku tidak "benar-benar kalah". Karena menuruku ini sebenarnya lebih kepada "lomba video" ketimbang pencarian bakat. Sekarang aku sedang berpikir keras seperti apa dan dengan cara apa aku akan membuat video. Semoga aku segera mendapatkan ide karena perlombaannya sebentar lagi akan ditutup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Berhenti?

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship