Bukan GGS, Tapi JJS


Karena badmood dan sumpek di rumah muncullah ide tak biasa ini. Aku mengajak Erik untuk keluar jalan-jalan sore. Dan tidak seperti biasanya juga, Erik mau, padahal ia sering menolak dengan beribu alasan jika aku mengajaknya keluar. Akhirnya aku siap-siap dengan penampilan seadanya, dan langsung otw menuju rumah Erik.

Percaya atau tidak, seumur-umur kami pacaran, kami tidak pernah jalan-jalan sore bersama. Jadi sudah jelas dong, kalau ini adalah first time we ever did! Haha. Kami itu suka nongkrong, sekedar duduk sambil menikmati minuman itu adalah hal yang kami gemari. Tapi di lingkungan rumah kami tidak ada kafe atau tempat nongkrong yang benar-benar nyaman (itu menurut kami lho, ya). Apalagi kami tidak begitu suka tempat ramai (well, sebenarnya itu aku sih hehe). Iya aku malas ke tempat yang terlalu ramai, apalagi yang jarak antar mejanya terlalu dekat, kurang privat menurut aku. Belum lagi kalau yang nongkrong itu banyak anak alaynya hihi.

Sambil mikir-mikir mau nyantai dimana kamipun keliling-keliling saja menggunakan motor. Kami menyusuri jalan Budi Utomo dan secara spontan kami masuk ke Gang Purnajaya I. Sekitar tiga ratus meter masuk ke dalam gang ada sebuah bangunan SD. Di situlah aku dulu sekolah. Walaupun tidak sampai menamatkan sekolah dasar di situ tapi memori saat menimba ilmu di situ punya taste tersendiri. Dulu bapakku menjabat sebagai kepala sekolah itu, dan akupun yang sebenarnya awalnya cuma ngikut-ngikut aja (maklum tidak ada yang mengasuhku di rumah jadi aku ikut bapak kerja hehe) jadi sekolah beneran. Padahal umurku waktu itu masih lima tahun, tapi karena menurut teman bapakku yang juga guru di situ, kemampuanku cukup baik jadi lebih baik masuk sekolah saja. Dan akhirnya akupun sekolah di situ sampai kelas tiga. Aku terpaksa pindah karena waktu kelas tiga bapak meninggal jadi sudah tidak ada yang mengantarku ke sekolah. Aku sempat melakukan aksi "mogok sekolah" sebelum akhirnya aku pindah ke sekolah yang jaraknya lebih dekat dengan rumahku.

Ternyata tidak banyak perubahan yang signifikan pada bangunan SD-ku dulu, tapi sekarang catnya sudah berubah menjadi hijau, kalau dulu seingatku bangunan itu dicat putih.

Dulu tidak ada gerbangnya

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami ke Tugu Kathulistiwa. Saat ini sedang ada pembangunan besar-besaran di kawasan Tugu. Aku yang notabennya warga asli Pontianak belum pernah berkunjung ke sana semenjak tempat itu direnovasi. Untuk memenuhi hasrat penasaran kamipun melancong ke sana. Banyak pengunjung lain yang berekreasi ke sana. Tapi karena matahari sore terasa terik kami tidak minat lagi untuk jalan-jalan di situ. Kami hanya melihat-lihat keadaan sekitar sembari mengamati proses pembangunan kawasan Tugu Kathuliswtiwa. Kami juga mampir ke mantan SMA-ku. Ternyata ada beberapa perubahan di bangunan SMA-ku dulu.


Banyak juga yang datang ke Tugu yah.


Wah, gak nyangka sekarang udah jadi alumnus.



Hmmm, kira-kira ini kelas buat anak IPA atau IPS yah? hihihi.

Perutku sudah keroncongan, tapi duit di dompet sudah sekarat. Aku hanya membeli jajanan pentol kuah dan kami memutuskan untuk nongkrong di warung kopi dekat rumah Erik. Namanya Warung Kopi Dewi. Instingku memang kuat. Aku yang dari awal sudah feeling kalau tempat ini nyaman memang benar. Yah, memang sih ini hanya warung kopi biasa, tapi tempat ini memenuhi kriteria idealku. Tidak terlalu ramai, bahkan saat kami datang tidak ada pengunjung lain sebelum akhirnya datanglah sekelompok anak muda. Yang punya warung juga pelayanannya baik, ramah, tidak cuek seperti warung kebanyakan. Dan ini nih, yang paling penting, minumannya enak! Which is kami cuma pesan dua gelas teh es (keliatan banget lagi kere!) dan Erik makan dua roti, tapi rasanya memuaskan! Jangan salah lho, biasanya banyak sekali teh es yang dijual rasanya kemanisanlah, tawarlah, pokoknya tidak enak. Tapi yang ini benar-benar "teh" banget hehehe.

Aku juga melihat yang jual tidak jorok. Saat dia membuatkan es jeruk untuk pengunjung lain aku bisa melihat kalau minuman yang dibuatnya pasti enak! Sejak saat itu aku dan Erik berikrar kalau ini jadi tempat nongkrong kami. Konyol kedengarannya! Maklum kami ini sama-sama orang kere. Bukannya tidak bisa nongkrong di tempat-tempat elite seperti anak muda kebanyakan, hanya saja kami tahu ada kebutuhan yang lebih penting dari sekedar keren-kerenan. Dan menurutku "quality time" itulah yang terpenting. Menikmati kebersamaan dan saling percaya adalah sesuatu yang mulai langka di zaman yang serba "palsu" ini.

Oke, sekian, itu dulu cerita tentang jalan-jalan soreku. Have a good day and enjoy your life :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Berhenti?

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship