Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

Gambar
Hi everyone , aku ingin bertanya apakah kalian pernah mengalami masalah dengan kulit wajah? Hmm, aku pikir setiap orang pernah mengalaminya, baik tua maupun muda, cewek ataupun cowok. Entah itu karena kondisi hormon di dalam tubuh yang sedang tidak seimbang, makanan yang tidak sehat, pola hidup yang kurang baik, belum bisa bayar hutang, ingin konsultasi skripsi tapi dosen tak kunjung dapat dijumpai, ngeliat baju kece di mall tapi tak sanggup beli, atau karena habis diputusin pacar? Yah, intinya peristiwa-peristiwa hidup yang mengundang stress lah ya, dimana stress itu sendiri bisa memicu masalah bagi kulit seperti jerawat hingga cepat tua! Hehehe. Salah satu dari sekian banyak masalah kulit wajah adalah iritasi. Yup, langsung ke inti persoalan, baru-baru ini aku mengalami iritasi di kulit wajahku. Aku menyadarinya saat aku abis mandi kemarin, waktu aku abis mengoleskan face serum ke wajahku. Waktu itu aku melihat di kulit wajahku terutama di bagian pipiku terdapat ruam merah, sel

Tentang Berdoa

Gambar
Gambar dari google.com Dulu ketika saya berdoa, saya selalu berfokus pada permohonan saya, yaitu apa yang saya inginkan, apa yang saya harapkan terjadi. Hal ini tidak salah, mengingat doa adalah sarana kita berkomunikasi dengan Tuhan dan menyampaikan harapan-harapan kita. Namun doa menjadi sesuatu yang kurang tepat apabila kita berpikir bahwa apa yang kita minta atau sebutkan dalam doa adalah yang terbaik bagi kita. Sejatinya pikiran manusia tidak selalu dapat menggapai maksud dan keagungan Tuhan. Saya ingat dulu ketika apa yang saya minta dalam doa tidak terkabul saya menjadi sedih, kecewa, dan merasa semuanya sia-sia. Buat apa saya berdoa, toh hasilnya nihil juga. Begitu pikir saya. Saya lupa bahwa segala keinginan-keinginan itu berasal dari pikiran kita, dan pikiran itu bukanlah diri kita yang sejati. Jadi buat apa melekat pada hal-hal yang tidak abadi? Bukan berarti kita menjadi tidak boleh memiliki keinginan, mempunyai cita-cita dan mimpi itu sah-sah saja selama kita tida

Menentukan Pilihan

Banyak orang mengatakan bahwa hidup adalah perjuangan. Hidup adalah sesuatu yang harus diusahakan. Tak dapat dipungkiri tidak sedikit penderitaan yang dialami banyak orang dalam hidupnya. Terlepas dari berbagai definisi dan sudut pandang tentang hidup, ada hal penting yang mesti disadari, yaitu bahwa hidup adalah tentang membuat keputusan di setiap saatnya. Tak jarang kita dihadapkan pada pilihan ingin makan nasi atau makan mie, ingin mengenakan baju yang berwarna merah atau hitam, ingin menunda menikah atau segera naik ke pelaminan. Pilihan-pilihan sederhana seperti kita akan makan apa, lebih memilih sepatu yang mana untuk dipakai ke pesta adalah pilihan-pilihan yang tidak mengundang risiko yang terlalu besar, namun bagaimana jika pilihan-pilihan yang harus dibuat adalah mengenai perkara yang lebih besar dan serius, yang dapat memengaruhi keadaan bahkan hidup kita? Itu semua pilihan. Namun terkadang menentukan pilihan terasa berat, ketika kita tidak mengenal dan memahami persoalan

Hari Pertama Ke Kampus

11 Juli 2016        Pagi ini rencananya aku akan menemui pembimbing utama skripsiku, sebut saja Nyonya S. Seperti biasa masih pukul lima pagi alarm hapeku sudah berbunyi dan membangunkanku dari mimpi aneh semalam. Tapi sayangnya upaya alarmku itu tidak begitu berhasil. Beberapa detik setelahnya, aku tak mampu melawan rasa kantukku dan aku pun tidur lagi. Alhasil aku baru benar-benar bangun jam tujuh setelah sebelumnya aku berdoa. Aku makan buah apel dan minum air putih hangat. Ekspektasiku berkembang liar, bahwa pagi ini tepat pukul setengah delapan aku sudah otw ke kampus dan di sana ada tiga target yang akan menyambutku dengan senyuman manis plus pelukan hangat (oh ya, yang terakhir itu aku rasa sedikit berlebihan). Tiga orang targetku itu adalah kedua dosen penguji dan tentunya Nyonya S tadi.        Well, tampaknya ini salah satu kebiasaan burukku, yaitu, senang menunda-nunda sesuatu. Jika ada orang yang berpegang teguh pada prinsip, apapun yang bisa dikerjakan hari ini, maka k

Cinta Tuhan dalam Makananku

19 Juni 2016 Sepulang misa tadi, aku dan ibuku pergi ke pasar yang jaraknya tak jauh dari gereja. Berbagai macam masakan yang dijual oleh ibu parubaya berwajah oriental seolah memanggilku minta dibeli. Pilihanku jatuh pada masakan kulit babi yang ditumis kuah dengan tomat dan bombay. Sebelumnya aku sudah sering membeli masakan itu dan menurutku rasanya sangat enak! “Pasti cocok untuk sarapanku pagi ini”, gumamku dalam hati. Aku langsung memindahkan makanan yang kubeli itu ke dalam mangkok saat tiba ke rumah. Perutku yang sudah keroncongan membuatku tanpa ba bi bu lagi menyendok nasi dari magic jar untuk kusantap bersama kulit babi tadi. Ada juga sop darah babi yang ibuku beli di kantin dekat gereja, dan telur dadar isi sisa semalam. Tak lupa kupanjatkan doa dan syukur sebelum makan. Pada suapan pertama, aku sengaja memejamkan mata, merasakan makanan yang sudah bercampur mendarat di lidahku. Betapa lezatnya! Aaah… Aku merasakan cinta Tuhan di setiap kunyahanku. That’s a simple thi

Belanja Belinji with Mama

Gambar
4 Juni 2016 Malam minggu kali ini terasa sedikit berbeda dari biasanya. Yup, biasanya aku selalu menghabiskan waktuku dengan Erik, tapi malam ini aku pergi jalan-jalan dengan mama. Kebetulan ada resepsi pernikahan anak teman mamaku yang harus kami hadiri sebelumnya. Setelah perut terasa kenyang kami melanjutkan tujuan kami ke Mall. Mama bilang ingin beli sepatu baru untuk mengajar. Banyak orang yang lalu lalang untuk berbelanja atau hanya untuk melihat-lihat, termasuk kami. Memang sudah menjadi niatku untuk melihat toko aksesoris yang ada di pojok Mall, aku berencana ingin membeli tas pesta jika memang ada yang menarik. Tapi belum sepenuhnya kami sampai di toko, seorang pegawai berpakaian a la sailor moon menaruh sebuah tas hitam nan manis di jejeran tas yang bergantung dengan rapi. Seperti kebiasaanku yang pasti membeli sesuatu yang aku sukai pada pandangan pertama, begitu pula dengan tas ini. Aku langsung jatuh hati melihat bentuknya, warnanya, modelnya yang sederhana tapi sangat

Bahagia Itu Hidup di Masa Kini

Gambar
5 April 2016 Gambar dari google.com Akhir-akhir ini saya sering membaca artikel bertemakan Filsafat yang membahas tentang pikiran, penderitaan, dan kebahagiaan. Saya tidak akan membahasnya terlalu detail, yang jelas dalam situs pribadi tersebut ia memaparkan bahwa penderitaan berasal dari pikiran dan kebahagiaan adalah saat kita tidak berpikir, tapi saat kita menikmati dimanapun dan kapanpun kita berada. Kita musti hidup di masa kini untuk merasakan “masa kini” seutuhnya, tidak mencemaskan masa lalu ataupun masa depan. Jujur ini perlu latihan dan keberanian untuk “menelanjangi” pola pikir kita yang lama. Kita disuruh untuk hidup dari saat ke saat. Itu disebut dengan kejernihan berpikir. Saya sangat bersemangat untuk terus berlatih, walaupun seringkali saya gagal namun kegagalan itu tidak masalah selama saya tetap terus mau mencoba. Dan tanpa saya sadari kapan saya mulai mahir melakukan kejernihan berpikir. Semenjak saya berlatih saya tidak mudah terpengaruh dengan perasaa

Hari Kedua Tidak Masuk Dinas Karena Sakit

Gambar
29 Maret 2016 Hari ini adalah hari kedua aku tidak masuk dinas. Aku ingat bagaimana rasa sakit menyerang sekujur tubuhku kemarin. Pagi itu aku bangun dengan keadaan yang sangat tidak nyaman. Kepalaku sakit, pusing sekali. Badanku panas. Dan tenggorokanku terasa tercekat, menelan ludah saja aku takut-takut. Tanpa ragu aku membuat keputusan untuk tidak masuk dinas karena aku yakin aku tidak akan sanggup menjalani dinas dengan keadaan seperti ini. Aku mengirim kabar kepada temanku, Eta lewat sms supaya ia memberitah Suster (pembimbing lapanganku saat ini di ruang operasi) kalau aku tidak bisa masuk karena sakut. Setelah itu aku menghubungi Erik supaya ia bisa membelikan sarapan dan mengantarkanku berobat.  Tak lama Erik datang ke kostku. Kupaksakan ragaku untuk bangun dan menghabiskan bubur yang sudah ia bawakan. Karena pusing yang sudah tak tertahankan aku tahu bahwa aku harus berobat. Akhirnya kami pun pergi ke Puskesmas terdekat. Masih jam setengah tujuh pagi dan belum ada petugas k

Kost Baru

Gambar
13 Oktober 2015 Sudah dua minggu aku tinggal di tempat baru. Sekarang aku mengekost yang letaknya tak telalu jauh dari Minggu. Aku ingat dua minggu yang lalu, di hari Sabtu, aku diantar oleh Bapak Erik untuk membantuku mengangkut barang-barangku dari tempat tinggal yang lama. Sebelumnya aku menumpang di sebuah kantor, tempat kerja abangku. Hanya saja aku merasa kurang nyaman berada di situ. Setelah sekian lama berkutat dengan pertimbangan akhirnya aku memutuskan pindah kost. Di sini aku tidak sendiri, ada Yasima teman satu kelasku yang juga kost di sini. Ada Lily yang menghuni di sebelah kamar Yasima. Suasananya pun nyaman dan cukup tenang. Ada Sari (adik angkat pemilik kost) yang sering berkunjung ke sini. Ia juga menjadi teman kami para penghuni kost ini. Walaupun Sari tampak seperti mempunyai keterbelakangan mental, namu Sari nyaman diajak ngobrol. Ia orang yang ceria dan selalu menyapa. Sari sangat rajin dan selalu membuang sampah kami di pagi hari.

Pagi Yang Kacau

Gambar
20 September 2015 Hari ini aku terlambat bangun untuk misa. Biasanya aku sudah sadarkan diri sebelum alarmku berbunyi. Tapi tadi pagi aku tidak mampu bangun bahkan setelah alarm aku matikan. Aku mencoba membuka mata, tapi nyawaku masih setengah. Aku ingat kalau aku ingin misa pagi tapi aku tidak mampu mengangkat ragaku dari tempat tidurku yang nyaman. Aku ingat kalau aku sudah bilang ke Lia hari ini akum au misa pagi, jadi aku gengsi kalau kenyataannya nanti aku ternyata misa kedua. Di sisi lain aku tidak suka misa kedua. Cuaca sudah mulai panas karena hari sudah siang, selain itu aku tidak begitu kusyuk beribadah jika dibandingkan misa pagi. Aku tahu aku pasti terlambat tapi aku tetap mandi dan bersiap-siap dengan harapan tidak terlalu terlambat. Tapi waktu lebih cepat daripada gerakku. Jarum jam sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit. Aku pun bergegas mengeluarkan motor dan ingin segera menuju gereja. Tapi sepertinya pagi ini mulai berantakan. Tidak ada kunci yang coc

Kwecap Mancap

Gambar
15 September 2015 Hari Minggu kemarin aku dan mamak misa pagi bersama. Kami memilih misa pertama karena terasa lebih kusyuk dan belum panas, maklum misa saja sudah dimulai pada pukul setengah tujuh pagi jadi suasana sejuk angin pagi yang menyegarkan masih terasa jelas di sekujur raga ketimbang mengikuti misa siang hari.  Pagi itu misa dipimpin Pastor James. Minggu ini Paulus mengajarkan tentang iman lewat bacaan kedua. Ia mengingatkan bahwa iman yang sejati sesungguhnya terwujud dalam perbuatan. Jadi jika iman tanpa perbuatan sama dengan mati. Pastor James dalam homilinya juga mengingatkan untuk selalu menyatakan iman dalam perbuatan. Selama ini kita pasti juga sudah melaksanakannya, namun hal ini harus tetap diingat dan menjadi pegangan agar ajaran Kristus menjadi intensif dan kita sebagai pengikut-Nya meningkatkan perbuatan berlandaskan iman tersebut. Aku mengamininya dalam hati. Aku akui bahwa itu sangat sulit, tapi aku tak mau berkecil hati apalagi terus-terusan merasa berdosa

When I See You Again

Gambar
7 September 2015 “It’s been a long day without you my friend” sepenggal lirik lagu milik Wiz Khalifa semakin menambah lirih perasaanku karena selama tiga bulan ke depan aku harus menjalani long distance relationship dengan pujaan hatiku, Erik. Tepatnya dia harus kembali ke Jogja untuk menyelesaikan urusan kuliahnya yang belum benar-benar beres. Ada jumlah SKS mata kuliah yang harus ia ikuti untuk memenuhi syarat menjadi wisudawan. Walaupun sebenarnya dia sudah melewati sidang skripsi dan telah dinyatakan lulus, ia tetap harus mengikuti aturan dari kurikulum baru yang berbeda dari kurikulum yang sudah pernah ia jalani. Awalnya terasa berat untuk kami, tapi rencana manusia tetaplah rencana jika memang bukan itu kehendak yang Maha Kuasa. Sebenarnya bukan hanya dia yang tidak terima dengan kebijakan itu, aku pun merasakan hal yang sama. Tapi apa boleh buat, seperti yang temanku bilang, mahasiswa memang manusia serba salah. Tak lama setelah Erik lulus, ia pulang ke Pontianak dan ka

Miss My Old My Self

17 Juni 2015        Pernah gak kamu ngerasa ada “sisi” dari diri kamu yang sekarang itu udah beda dari yang dulu? Waktu kamu nyadar kalo ada beberapa hal yang berubah dalam diri kamu, entah itu sifat kamu, gaya kamu, kebiasaan kamu, atau bahkan seluruh kehidupan kamu. Dan ada kalanya kamu merindukan itu. Kamu merindukan hal-hal dari diri kamu yang lama, yang kamu rasa saat ini udah berubah. Kamu merindukannya dan sesekali pengen mengulangnya dan pengen jadi diri kamu yang dulu…

Menemukan Diri Kita

“Justru dalam hal terberat dan pada saat kondisi sulitlah kita menemukan diri kita yang sebenarnya.”

Menguji Adrenalin di Pagi Hari

Gambar
5 Juli 2014 Gambar dari google.com Kemarin mamaku pulang kampung, mengunjungi nenekku yang mulai sakit-sakitan. Jadi aku ditinggal sendirian di rumah untuk dua hari ini. Satu malam telah berlalu. Aku bangun pagi dan hendak ke toilet. Pagi-pagi aku sudah harus menguji adrenalin. Aku sangat kaget melihat ada curut di dalam kloset. Jujur aku sebenarnya takut dengan curut karena rupanya yang begitu buruk rupa, hitam dan mulutnya monyong. Curut itu nampak berusaha sangat keras untuk bisa naik merangkak keluar dari kloset. Niatku ingin buang hajat jadi hilang karena kaget bercapur geli melihat tikus hitam yang mulutnya monyong itu tengah bersitegang dengan ganasnya air di dalam kloset. Curut itu sepertinya kedinginan sekali. Tapi hatiku tidak luluh begitu saja. Mamaku bilang curut itu harus dibunuh karena jahat dan beracun. Akupun memberanikan diri mengambil penyikat WC untuk membunuhnya. Aku ngilu mendengar suaranya yang sangat melengking saat aku menekan kepalanya. Ia terus

Sinterklas Yang Menyusup (9 Juni 2014)

Gambar
Gambar dari google.com Hari ini aku berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Aku ingin mengubah kebiasaanku yang suka terlambat. Aku sekolah seperti biasa, belajar dan berbincang-bincang dengan teman-temanku di selasar sekolah sampai suatu ketika aku dan teman-temanku mendapat kabar yang cukup membuat kami terpukul sebagai pelajar. Besok di jam pertama, Bu Nunu, guru matematika paling killer akan memberikan ulangan matematika untuk bab algoritma. “Kriiiiiiiiiiing….” Bel sekolah seakan-akan  seperti pecut penyemangat kami yang sudah lelah menuntut ilmu dari pagi. Tepat pukul 12.20 aku menoleh jam yang ditempel di dinding belakang kelasku. Namun hariku belum berakhir. Setelah ini aku akan mengikuti les lagi sampai pukul setengah tiga sore, dan ekskul basket juga sudah menantiku di pukul empat nanti. Berhubung jarak sekolah dan rumahku cukup jauh, jadi aku tidak pulang ke rumah. Sekotak bekal makan siang yang disiapkan ibuku tadi pagi, baju ganti untuk olahraga nanti beserta

Mata

Gambar
28 Mei 2014 Gambar dari google.com        Aku pernah membaca suatu artikel di majalah terkemuka di Indonesia. Artikel itu menyebutkan bahwa ternyata dengan mendengar suara hujan sambil menutup mata dapat membuang kesedihan yang ada di dalam hatimu, membuat perasaanmu lebih tenang. Tapi tidak untukku. Semakin aku mendengarkan bunyi hujan yang semakin kuat, pikiranku semakin hancur, aku semakin ingin menangis, karena dengan mendengar suara hujan sambil menutup mata aku tak melihat satu ketenangan pun mengahampiri hatiku.

Today, I Went to Heaven

Gambar
Minggu, 30 Agustus 2015 Setelah menikmati libur semester yang cukup panjang, akhirnya aku harus kembali lagi ke tempat perantauanku. Kota Singkawang, tempatku menyelesaikan kuliahku yang tersisa satu tahun lagi.  Hari ini aku bangun dengan usaha yang cukup keras melawan rasa kantuk dan capek yang masih terasa, karena semalam aku tidur cukup larut, sekitar jam setengah dua belas malam. Dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi dan segera menyiram seluruh tubuhku dengan air. Kesegaran seketika memenuhi jiwa dan ragaku setelah aku selesai mandi. Aku berdandan simple dan memakai baju biru yang sebelumnya sudah aku setrika. Tidak lama, karena aku mau pergi misa di Kapel Sang Pemanih STT. Aku pergi dengan mamaku, kebetulan mamaku sedang ada kegiatan retret di situ, jadi sekalian kami pergi sama-sama. Aku juga sudah janjian dengan Erik untuk misa sama-sama. Begitu sampai di sana, pandanganku langsung tertuju pada lelaki muda memakai kaus berkerah berwarna hitam. Ternyata Erik samp

After All Go

Gambar
       Di suatu pagi, aku membuka laptop dan melihat isi dalam satu folder yang aku beri nama "Just Write" . Aku melihat ada begitu banyak tulisan yang telah aku buat tersusun berantakan. Karena sebagian besar tulisan itu sudah lama, jadi aku lupa dengan isinya. Ada yang terkesan begitu pribadi, namun ada juga yang, "hmm sepertinya bagus kalau aku post di blog", pikirku.       Yah, ini adalah salah satu kebiasaan buruk yang harus aku kurangi. Sebenarnya selama ini aku sering menulis, hanya saja aku masih merasa malu dengan tulisanku, jadi setiap kali muncul keinginan untuk mempostingnya di blog aku sering mengurungkan niat itu. Setelah banyak peristiwa yang kulewati mungkin baru sekarang aku akan mempostingnya. Jadi harap maklum jika nanti isinya tampak random hehehe.

When I Can Not Communicate Something With My Own Words

Gambar
Gambar dari google.com        Well, saya mungkin bukan seorang filsuf handal yang pemikirannya diabadikan dalam buku-buku teori kelas, bukan juga berasal dari jurusan filsafat. Tapi saya percaya bahwa setiap orang di dunia ini juga seorang filsuf. Semua orang memiliki pengalaman dan cerita hidupnya masing-masing, dari pengalaman itu ia memetik pelajaran-pelajaran yang dapat dijadikannya sebagai pedoman hidup. Dan itulah filsafat. Setiap peristiwa yang sedang terjadi kita lihat dan kita proses di dalam pikiran kita. Salah satu hal yang sedang heboh terjadi saat ini adalah panasnya kondisi politik di negara Indonesia. Beberapa hari yang lalu, saya menonton tayangan berita tentang beberapa tokoh agama yang sedang bersiap-siap untuk unjuk rasa. Hal ini bukanlah tidak beralasan, mereka muncul ke permukaan karena merasa agamanya terhina, mereka menyebut kasus ini penistaan agama. Sebelumnya saya juga mendengar kabar yang tak kalah hebohnya, yaitu pemicu dari permasalahan yang sedang m

Soaps From Oriflame

Gambar
Sabtu, 16 Okt 2016              Hari ini aku kedatangan sahabatku, Etha ke rumah. Sekitar pukul satu siang Etha datang membawa beberapa kantong yang berisi pesanan-pesanan konsumennya, termasuk pesananku dong hihihi. Aku memesan produk yang sedang diskon bulan ini, hanya dengan Rp 45.000,00 aku bisa mendapatkan dua batang sabun, yang satu untuk mandi dan satunya lagi untuk pembersih wajah. Oh ya Etha itu pembisnis Oriflame, jadi sudah pasti produk-produk yang dijualnya itu adalah produk Oriflame. Sebenarnya pesananku sudah datang sejak sekitar seminggu yang lalu, tapi Etha baru sempat mengantarkannya ke rumahku hari ini.          Well inilah sabun mandi pesananku itu...        Jadi, aku pilih kedua sabun ini karena recomended dari Etha. Dia bilang sabun ini bagus banget untuk mencerahkan kulit kita, lho!

Moka (2 Oktober 2016)

Gambar
Kemarin Dara datang ke rumahku, kami memang sudah janjian sebelumnya. Sudah cukup lama kami tidak saling berkunjung. Aku membereskan kamarku sebagai ungkapan rasa senangku karena akan kedatangan tamu. Setelah itu aku mandi dan menunggu Dara tiba. Selang beberapa menit kemudian, aku mendengar suara orang dari luar. Ternyata Dara sudah datang. Rasanya seperti kejutan melihat Dara datang membawa anjing. Iya, seekor anjing kecil berbulu putih, dan entah ras apa, yang jelas anjing itu lebih mirip seperti boneka hidup. Sangat lucu! “Iiiiiii…..” Pekikku menyambut kedatangan Dara. “Siapa namanya tuh, Ra?” Tanyaku sebelum Dara benar-benar sampai masuk rumah. “Moka” Jawab Dara sembari memberikan anjing itu ke gendonganku (lebih tepatnya, aku yang mengambil anjing itu dari gendongan dara). Rasanya seperti menggendong boneka. Ukurannya kecil karena dia masih bayi, bulunya lembut dan tidak rontok saat dibelai. Dan yang terpenting dia tidak berbau seperti anjing-anjing biasan

Semakin Mama Begitu, Semakin Aku Termotivasi

Gambar
Gambar dari google.com  Aku paham bahwa semua orang tua akan seperti itu, ia menginginkan kehidupan dan masa depan anaknya terjamin. Tapi yang perlu digarisbawahi bahwa tidak semua yang dikatakan orang tua adalah kebenaran mutlak. Semakin kita berpendidikan, semakin kita harus berpikir kritis, terhadap pendapat orang lain, termasuk pendapat orang tua kita, bahkan terhadap pikiran kita sendiri. Walaupun saya sendiri masih dalam proses belajar, tapi saya merasakan dampak dari usaha berpikir kritis ini. Namun bukan berarti kita menjadi anak yang tidak patuh dan tidak hormat dengan orang tua, kita hanya perlu bijak menanggapinya.