Kost Baru

13 Oktober 2015

Sudah dua minggu aku tinggal di tempat baru. Sekarang aku mengekost yang letaknya tak telalu jauh dari Minggu. Aku ingat dua minggu yang lalu, di hari Sabtu, aku diantar oleh Bapak Erik untuk membantuku mengangkut barang-barangku dari tempat tinggal yang lama. Sebelumnya aku menumpang di sebuah kantor, tempat kerja abangku. Hanya saja aku merasa kurang nyaman berada di situ. Setelah sekian lama berkutat dengan pertimbangan akhirnya aku memutuskan pindah kost.
Di sini aku tidak sendiri, ada Yasima teman satu kelasku yang juga kost di sini. Ada Lily yang menghuni di sebelah kamar Yasima. Suasananya pun nyaman dan cukup tenang. Ada Sari (adik angkat pemilik kost) yang sering berkunjung ke sini. Ia juga menjadi teman kami para penghuni kost ini. Walaupun Sari tampak seperti mempunyai keterbelakangan mental, namu Sari nyaman diajak ngobrol. Ia orang yang ceria dan selalu menyapa. Sari sangat rajin dan selalu membuang sampah kami di pagi hari.

Kamarku adalah kamar nomor lima. Ukurannya tidak terlalu besar, kira-kira dua kali tiga meter. Meskipun kecil tapi aku merasa nyaman di sini. Aku tidak merasa pengap dan sumpek seperti yang kurasakan di kamarku sebelumnya. Awal aku pindak ke sini aku merasa kecapekan karena harus berkemas merapikan barang-barangku yang cukup banyak. Aku juga banyak belanja keperluanku untuk aku tinggal di sini. Minggu lalu aku membeli kipas angin. Setelah lama memilih-milih kipas mana yang akan aku beli, akhirnya aku menemukan kipas angina yang sangat pas di hatiku. Di toko elektronik kedua, aku ditawari kipas angina berukuran besar dengan harga yang sangat miring. Seratus lima puluh ribu! Sebelumnya aku sudah pernah survei harga kipas angin, dan setahuku belum pernah aku menemukan kipas angina berukuran sebesar itu dengan harga semiring itu. Tanpa pikir panjang aku memilih kipas angin itu untuk kubawa pulang ke kost, tentunya setelah aku membayar kepada penjualnya dong hehehe. Tak puas dengan harga yang sudah murah, aku tawar lagi kipas itu sebanyak sepuluh ribu, jadi harganya berkurang menjadi serratus empat puluh ribu. Beruntung penjualnya bersedia dengan permintaanku. Aku juga membeli lampu tidur dan terminal listrik. Aku sangat senang sepanjang jalan karena aku punya kipas angina baru.
Selama aku tinggal di sini, aku merasa jauh lebih happy. Di ruang depan tersedia TV, sehingga kami bisa nonton dengan suasana yang homey. Aku dan Yasima sering berbelanja sayur dan lauk ke Pasar saat sore hari. Biasanya acara jalan-jalan belanja kami berlangsung cukup lama, tak jarang langit sudah menjadi gelap saat kami pulang.
Sekarang aku ingin memasak untuk makan malam. Banyak hal baru yang sebenarnya masih ingin aku ceritakan, tapi karena aku punya banyak kesibukan yang harus aku selesaikan, terpaksa aku mengakhiri tulisan ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Berhenti?

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship