Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Ketika Belang Pergi untuk Selamanya

Gambar
Belang manjat sendiri naik ke atas pot bunga hihi.      Beberapa bulan yang lalu tanpa rencana aku berkunjung ke rumah teman mamaku. Awalnya aku merasa malas karena harus ikut bergabung dengan obrolan orang tua, tapi akhirnya aku menjadi sangat antusias ketika melihat pekarangan di belakang rumahnya. Teman mamaku memelihara marmut. Tak dapat kutahan senyum kegembiraan ketika melihat banyaknya marmut yang lucu-lucu. Ada yang di dalam kandang, ada pula yang dibiarkan berkeliaran di alam terbuka. Aku ingin memelihara seekor marmut jantan. Dan akhirnya teman mamaku mengambilkan seekor marmut jantan yang menggemaskan untukku. Aku dan mama menaruhnya di dalam rak yang sudah kuatur sedemikian rupa supaya marmut baruku itu merasa betah. Masih jelas dalam ingatanku makanan pertama yang aku berikan untuk marmutku itu adalah pisang. Kuberi dia nama Belang.      Waktu terus berlalu sampai kami menjadi akrab. Aku sendiri tidak ingat kapan ia menjadi jinak. Aku dan mama mencurahkan kasih saya

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship

Gambar
     Keinginanku untuk menyalurkan perasaan ini ke dalam tulisan sebenarnya sudah mengapung sejak lama. Dan entah sejak kapan aku merasakan dengan kuat tentang hal ini. Kuamati kalau sekarang ini gaya hidup banyak orang telah berubah. Perubahan gaya hidup itu mempengaruhi bagaimana cara mereka bergaul. Penemuan-penemuan hebat dari Mark Zuckerberg dan Kevin Systrom telah memudahkan orang untuk berkomunikasi, bahkan telah mempertemukan orang-orang yang sudah lama tak berjumpa menjadi terhubung kembali. Namun pesatnya pertumbuhan social media secara tak langsung merubah cara pikir dan psikologi banyak orang (meskipun banyak hal lain yang menjadi faktor penyebab, tapi social media lah yang menjadi pemeran utamanya, menurutku).      Dulu aku tidak pernah merasa canggung ataupun aku jarang melihat orang canggung bertemu manusia lain. Tapi sekarang sudah rahasia umum kalau menatap layar smartphone adalah salah satu cara menghindari orang lain. Dulu menjalin hubungan, bercerita, dan t

Dimana Aku Akan Bekerja?

Gambar
     Peristiwa ini sebenarnya sudah cukup lama berlalu, sekitar lima hari yang lalu. Namun ingatan ini tiba-tiba terlintas dalam pikiranku dan membuatku menjadi sadar bahwa pertanyaan itu penting untuk dijawab. Ketika aku menjalani interview kerja di sebuah perusahaan dan aku memutuskan untuk menolaknya, sang boss kemudian bertanya dengan sedikit kesal, "memangnya kamu mau bekerja di mana, di bidang apa?". Aku hanya cengar-cengir dan menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.      Aku beralibi dengan mengatakan bahwa aku masih mencari jati diri, masih ingin mencoba kesana kemari sampai aku akhirnya menemukan yang pas. Alasan itu aku ungkapkan karena sebenarnya aku tidak tahu mau jawab apa. Namun setelah pertanyaan itu muncul lagi dalam ingatanku, akupun mulai berpikir pekerjaan apa yang sebenarnya aku mau. Dalam bidang apa aku ingin bergelut.      Tidak butuh waktu lama untuk mencari, aku sebenarnya sudah tahu apa yang aku senangi hanya saja belum menyadari. Sejak la

Dunia Bukan Tempat yang Adil

Terimalah. Dunia bukan tempat yang adil. Bukan seperti kisah di dongeng-dongeng. Kalau kamu berbuat baik belum tentu dihargai. Bahkan ketika kamu berbuat benar belum tentu menang. -mariainta- *)Catatan: Tulisan ini sebenarnya sudah lamaaa sekali terpendam di draft. Dan akhirnya aku publikasikan, karena sudah terlalu lama, lagipula aku sudah lupa aku ingin melanjutkan apa di tulisan ini heheheh. Jangan ditiru. (Penulis yang suka menunda-nunda).

Happy Sunday

"Setiap kali aku membaca Al-Kitab dan berbicara dengan Tuhan layaknya aku sedang curhat kepada seorang sahabat, aku merasa damai dan sukacita." -MARIAINTA-

Loneliness

Gambar
This picture taken in 2015. Kesendirian. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata itu? Rasa sepikah? Atau sedih? Jika Anda merasa sepi bila harus sendirian berarti sama dengan saya. Lagipula, siapa yang suka dengan kesendirian? Menjalin pertemanan, bersosialisasi adalah naluri dari setiap manusia. Tapi apa jadinya jika seseorang sudah merasa betah dengan kesendirian? Hal ini bermula dari berbagai peristiwa yang terus-menerus terjadi namun saling memiliki keterkaitan, katakanlah itu nasib walaupun saya pribadi kurang paham tentang 'nasib'. Seperti kebanyakan orang, saya memiliki kehidupan yang bisa dikatakan cukup normal. Saya memiliki keluarga, saudara, teman-teman, dan sahabat. Saya tidak pernah dibiarkan Tuhan kelaparan bahkan saya sangat sering makan enak, ditambah lagi ibu saya sangat pandai memasak, berlipat-lipatlah anugerah makan enak saya itu. Saya bahagia karena di rumah saya sering bercanda dengan kakak saya, sekali-sekali kami juga bertengkar. Say

Baju Kurung, Dangdut, dan Gerogi

Gambar
Seumur hidup aku tidak pernah pakai baju kurung. Tapi kemarin, for the first time in my life aku memakai baju kurung. Jadi ini semua bukan tanpa sebab. Aku mengikuti lomba menyanyi yang bernuansa etnik dengan genre musik dangdut. Iya, dangdut. Dan ini juga menjadi pengalaman pertama dalam hidupku menyanyikan lagu dangdut. Benar-benar momen yang tak terlupakan! Lomba ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan acaranya berlangsung di Taman Budaya Pontianak hari Kamis kemarin. Sayang, aku tidak punya foto full body supaya kelihatan seperti apa aku kalau pakai baju kurung. Mungkin karena saking nervous nya jadi tidak kepikiran mau eksis-eksisan hahay . Bisa menang dalam kompetisi ini sepertinya jauh dari mungkin, karena menurutku cara menyanyiku ini masih banyak kekurangan. Apalagi lagu yang kubawakan benar-benar suatu hal baru. Aku sangat nervous !!! Aku tidak banyak berharap bisa menyanyi dengan keren, bisa tampil lancar (tidak lupa lirik, tidak aneh-aneh di ata

Bukan GGS, Tapi JJS

Gambar
Karena badmood dan sumpek di rumah muncullah ide tak biasa ini. Aku mengajak Erik untuk keluar jalan-jalan sore. Dan tidak seperti biasanya juga, Erik mau, padahal ia sering menolak dengan beribu alasan jika aku mengajaknya keluar. Akhirnya aku siap-siap dengan penampilan seadanya, dan langsung otw menuju rumah Erik. Percaya atau tidak, seumur-umur kami pacaran, kami tidak pernah jalan-jalan sore bersama. Jadi sudah jelas dong, kalau ini adalah first time we ever did! Haha. Kami itu suka nongkrong, sekedar duduk sambil menikmati minuman itu adalah hal yang kami gemari. Tapi di lingkungan rumah kami tidak ada kafe atau tempat nongkrong yang benar-benar nyaman (itu menurut kami lho, ya). Apalagi kami tidak begitu suka tempat ramai ( well , sebenarnya itu aku sih hehe). Iya aku malas ke tempat yang terlalu ramai, apalagi yang jarak antar mejanya terlalu dekat, kurang privat menurut aku. Belum lagi kalau yang nongkrong itu banyak anak alay nya hihi. Sambil mikir-mikir mau

Antara Nervous dan Excited

Sebenarnya aku tidak tahu mau menulis apa, tapi karena aku sudah berkomitmen untuk menulis di hari-hari yang sudah aku tentukan jadi aku "paksakan" diri ini untuk menulis, hehe. Karena konsistensi dan komitmen itu perlu jika kita ingin sukses. Berhubung aku tidak tahu ingin menulis apa, jadi aku akan bercerita saja tentang hari-hariku belakangan ini. Aku sudah membuat banyak pilihan dan satu dari sekian pilihan itu adalah keputusan yang mengandung banyak risiko dan konsekuensi. Jujur, ketika orang terdekat membantuku untuk menganalisa dan menguraikan risiko-risiko yang pasti dan mungkin terjadi karena pilihanku itu aku merasakan sedikit takut. "Apakah aku bisa?", "Apakah aku siap dengan semuanya ini?", dan lain sebagainya. Beruntung ketika aku jalan-jalan di Youtube aku menemukan sebuah channel yang menurutku sangat usefull dan mungkin bisa menginspirasi kalian juga. Namanya Mel Robbins. Aku tidak tahu apa profesi beliau sebelumnya, yang jelas ia

Kenapa Berhenti?

Well, mungkin tulisan ini lebih terkesan seperti curhatan daripada sebuah opini. Tepat di hari Rabu tanggal 5 April 2015 saya resign dari pekerjaan. Setelah saya berhenti dari tempat itu, otomatis saya memiliki lebih banyak waktu luang untuk kegiatan lain karena saya tidak harus bekerja setiap hari lagi seperti sebelumnya. Berkat kehadiran saya di berbagai kesempatan saya pun bertemu dengan banyak teman. Mereka banyak bertanya tentang kabar saya, termasuk perihal kondisi perkerjaan saya. Sebenarnya itu sah-sah saja, mengingat biasanya saya sudah "tenggelam" karena diketahui sudah bekerja, tapi kok nongol lagi? Pertanyaan standar pun mulai menyapa saya, seperti, "gimana kerjaannya?", "masih kerja di situ?", "udah berenti kerja yah, kok bisa ikut acara ini?" Jenuh. Satu kata yang mewakili perasaan saya terhadap berbagai pertanyaan yang orang lain lemparkan kepada saya. Belum lagi reaksi mereka kalau tahu saya sudah resign. Yah, kalau hanya sek

Terjebak Kontrak Kerja?

Kalimat terakhir yang dilontarkan ibuku benar-benar menohok hati. Aku tahu maksudnya ingin memotivasiku agar semangat mencari pekerjaa, tapi itu justru membuatku yang pada saat itu belum cukup matang malah terburu-buru membuat keputusan. "Apapun pekerjaannya akan kulakukan, yang penting aku bisa membuktikan pada mama bahwa aku bisa mencari pekerjaan sendiri, tanpa perlu disuap." Kira-kira begitulah pikirku saat itu. Tampaknya melupakan pelajaran hidup yang sudah didapat juga harus diingat sebagai pelajaran hidup juga. Padalah sudah sering aku catat di dalam otakku kalau membuat keputusan di tengah emosi yang tak bergejolak tidaklah baik. Akupun sembarangan dalam menerima pekerjaan dan kabar barunya adalah bahwa pekerjaan itu menggunakan sistem kontrak. Tapi tak ada masalah yang tak memberikan hikmah. Setelah kejadian itu aku menjadi semakin ingin tahu tentang dunia kerja termasuk pekerjaan dengan sistem kontrak. Well, kontrak kerja bisa menguntungkan bisa juga tidak. Bis

Doa Membuat Segalanya Menjadi Lebih Baik

Sekitar tiga puluh menit yang lalu aku mendapat kabar yang kurang menyenangkan. Lewat pesan singkat pihak lembaga dimana aku melamar pekerjaan memberitahuku bahwa aku belum lolos untuk tahap tes selanjutnya. Belum habis aku membaca pesan itu air mataku langsung menggenang di pelupuk mataku. Tak dapat kubendung lagi perasaan sedih yang menyelimuti hatiku. Rasanya seperti diiris-iris, begitu ngilu dan perih. Entah sejak kapan hampir seluruh wajahku menjadi basah oleh air mataku. Bahuku naik turun karena tersedu sedan. Aku merasakan kekecewaan yang amat mendalam. Saat aku menangis aku tahu bahwa ini tidak apa-apa, daripada aku harus bersikap sok tegar. Aku tidak memikirkan apapun, aku hanya sedih, aku hanya menangis. Tak lama kemudian Erik meneleponku dan menanyakan kabarku. Aku langsung menceritakan kepadanya tentang apa yang baru saja aku tahu. Sebuah pesan singkat yang membuatku menangis selama hampir lima menit. Dari seberang Erik menyampaikan kekecewaannya juga, karena ia dan aku

Pentingnya Menyendiri

3 Januari 2017      Di zaman yang serba modern ini, banyak orang terhanyut oleh berbagai aktivitas dan kesibukan duniawi. Bagi para orang tua, ia dikejar oleh urusan rumah tangganya, mengurus anak, dan pekerjaan. Bagi para dewasa muda, ia mencari makna hidup dengan mulai bekerja, menata hubungan dengan calon pasangan hidupnya, dan kebanyakan orang pada usia ini mulai semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Mereka yang masih sekolahpun juga memikul beban berat, belajar, mengerjakan PR dan tugas sekolah, dan menjalani kehidupan bersosial dengan teman sebayanya.      Dari semua aktivitas tersebut jika terus dilakukan tanpa henti akan menimbulkan rasa jenuh bagi seseorang, terutama mereka yang memiliki jam terbang tinggi, sampai muncul istilah “makan pun tak sempat”. Hal ini juga berlaku untuk saya. Dulu saya sempat memiliki kesibukan yang luar biasa padatnya, sampai-sampai membuat saya kurang tidur. Tepatnya waktu saya kuliah, apalagi jurusan yang saya geluti termasuk jurusan yang mem