Mata

28 Mei 2014


Gambar dari google.com

       Aku pernah membaca suatu artikel di majalah terkemuka di Indonesia. Artikel itu menyebutkan bahwa ternyata dengan mendengar suara hujan sambil menutup mata dapat membuang kesedihan yang ada di dalam hatimu, membuat perasaanmu lebih tenang. Tapi tidak untukku. Semakin aku mendengarkan bunyi hujan yang semakin kuat, pikiranku semakin hancur, aku semakin ingin menangis, karena dengan mendengar suara hujan sambil menutup mata aku tak melihat satu ketenangan pun mengahampiri hatiku.
       Yang aku lihat hanyalah tatapan sinis seorang laki-laki. Entah kenapa aku merasa bahwa tatapan itu tak memiliki arti ketenangan buatku. Semakin aku menutup mata, tatapan itu semakin kuat, seolah-olah ingin menyuruhku segera pergi dari tempat ini. Aku pun membuka mata dan menyadari aku sedang berada di kamarku, menghadap keluar lewat jendela yang teralisnya lebih mirip dengan bangunan zaman kolonial. Kuhirup napas sekali lagi, dan mencoba menutup mata, tapi lagi-lagi tatapan itu yang muncul dalam benakku. Aku rasa artikel itu tidak benar sepenuhnya. Atau ini karena kemampuan imajinasiku saja yang payah. Aku putuskan untuk berhenti menyimak suara rintik hujan itu yang daritadi malah semakin deras.
       Satu detik… dua detik… aku menyadari bukan artikel itu yang salah, tapi hatiku yang salah. Memikirkan orang yang tak memberimu cinta apa gunanya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Berhenti?

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship