Kwecap Mancap

15 September 2015

Hari Minggu kemarin aku dan mamak misa pagi bersama. Kami memilih misa pertama karena terasa lebih kusyuk dan belum panas, maklum misa saja sudah dimulai pada pukul setengah tujuh pagi jadi suasana sejuk angin pagi yang menyegarkan masih terasa jelas di sekujur raga ketimbang mengikuti misa siang hari. Pagi itu misa dipimpin Pastor James. Minggu ini Paulus mengajarkan tentang iman lewat bacaan kedua. Ia mengingatkan bahwa iman yang sejati sesungguhnya terwujud dalam perbuatan. Jadi jika iman tanpa perbuatan sama dengan mati. Pastor James dalam homilinya juga mengingatkan untuk selalu menyatakan iman dalam perbuatan. Selama ini kita pasti juga sudah melaksanakannya, namun hal ini harus tetap diingat dan menjadi pegangan agar ajaran Kristus menjadi intensif dan kita sebagai pengikut-Nya meningkatkan perbuatan berlandaskan iman tersebut.
Aku mengamininya dalam hati. Aku akui bahwa itu sangat sulit, tapi aku tak mau berkecil hati apalagi terus-terusan merasa berdosa. Aku tahu bahwa proses tetap berjalan dan dalam perjalanannya it uterus terjadi dinamika kehidupan. Setelah selesai misa mamak singgah ke Pastoran untuk mengecek keadaan dapur dan persediaan makanan pastor dan koster. Sedangkan aku langsung membaur bersama umat lain yang tumpah ruah di depan kantin gereja, ada yang membeli sayur, ada juga yang membeli kue sepertiku. Aku makan tiga buah gorengan keladi, yang diparut kemudian dibentuk menjadi bola-bola. Bukan hanya karena aku suka gorengan itu tapi karena sebenarnya aku sudah menahan lapar sejak misa belum dimulai. Tak puas hanya makan gorengan, aku juga menghabiskan dua gelas kecil pudding rasa cokelat. Lumayan untuk mengganjal perut.
Tanpa terasa ternyata mamakku sudah menyusul. Kami pergi ke Pasar Puring. Kami makan di tempat Kwecap yang letaknya percis di depan Pasar Puring. Mamakku memesan teh panas, sedangkan aku es tahu. Aku senang sekali saat itu bisa makan bersama mamak. Walau di sisi lain aku malas untuk memikirkan perjalanan ke Singkawang, siangnya aku harus kembali ke tempat perantauan. Secara penampilan Kwecap itu tampak sempurna. Kuahnya cukup enak tapi menurutku rasanya kurang asin, jadi aku harus menambahkan sedikit lada dan sambal supaya rasanya jadi lebih gurih. Kerupuk kulit babinya enak dan lembut, hanya saja tekstur mienya terlalu lembek dan terasa hambar. Pokoknya Kwecap di Singkawang jauh lebih enak daripada di situ. Setelah makan Kwecap, kami berbelanja di Pasar Puring. Mamak membeli ayam untuk dipanggang dan aku bawa ke Singkawang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Berhenti?

OMG, Kulitku Iritasi! Gimana Dong?

I Miss The Real, Simple, and Deep Friendship