Ketika Belang Pergi untuk Selamanya

Belang manjat sendiri naik ke atas pot bunga hihi. Beberapa bulan yang lalu tanpa rencana aku berkunjung ke rumah teman mamaku. Awalnya aku merasa malas karena harus ikut bergabung dengan obrolan orang tua, tapi akhirnya aku menjadi sangat antusias ketika melihat pekarangan di belakang rumahnya. Teman mamaku memelihara marmut. Tak dapat kutahan senyum kegembiraan ketika melihat banyaknya marmut yang lucu-lucu. Ada yang di dalam kandang, ada pula yang dibiarkan berkeliaran di alam terbuka. Aku ingin memelihara seekor marmut jantan. Dan akhirnya teman mamaku mengambilkan seekor marmut jantan yang menggemaskan untukku. Aku dan mama menaruhnya di dalam rak yang sudah kuatur sedemikian rupa supaya marmut baruku itu merasa betah. Masih jelas dalam ingatanku makanan pertama yang aku berikan untuk marmutku itu adalah pisang. Kuberi dia nama Belang. Waktu terus berlalu sampai kami menjadi akrab. Aku sendiri tidak ingat kapan ia menjadi jinak. Aku da...