Satnight di Awal Februari
Malam
ini aku menghabiskan waktu kurang lebih tiga jam di Mall. Aku bersama temanku,
Inge sudah merencanakan ini dari awal. Biasanya aku selalu pergi dengan
pacarku, Erik. Tapi kini ia sedang bekerja di daerah pedalaman Mempawah dan dia
sudah tidak mendapat jatah libur setelah kemarin ia pakai untuk bertemu
denganku di Pontianak. Semuanya terasa menyenangkan karena menikmati waktu
untuk refreshing memang sangat aku
dambakan, apalagi kalau aku sudah penat menghadapi dunia perkuliahanku.
Kami
berangkat menuju Mall sekitar pukul delapan malam. Kami menggunakan mantel
karena gerimis sedang membasahi wilayah Pontianak. Cuaca di luar terasa dingin
hingga akhirnya kami tiba di Mall. Ada kejadian lucu selama perjalanan saat
akan memasuki Mall. Waktu itu aku dan Inge sedang asyik bercerita. Tanpa
sengaja pandanganku terarah pada sesosok lelaki yang berjalan berlawanan arah
dengan kami, tampaknya ia dengan pacarnya. Ia memasang mimik seolah-olah
mengenalku, seakan ia berkata dalam hatinya, “eh ini kan si anu”. Aku juga tahu
laki-laki itu, dia adalah Regi, teman SMA-ku. Dengan spontan kami bertegur sapa
sambil melempar senyum walau jarak kami sudah menjauh. Tak lupa aku melambaikan
tangan padanya.
Aku
ingat dengan akrab dan ekspresif aku menyapanya, namun setelah kuperhatikan dengan
seksama, ternyata ia bukanlah teman SMA-ku. Dia bukan Regi! Aku dan Inge tak
sanggup menahan rasa geli terhadap apa yang terjadi barusan, apalagi jika
mengingat sikapku yang seolah memang “benar-benar” mengenalnya. Tawa kamipun
pecah. Sambil berucap, “eh itu bukan Regi!” aku mencoba mengatur napasku yang
mulai tak beraturan karena gelak tawaku. “Iya, aku juga mikir gitu, Ntonk. Kok
Regi putihan, trus gantengan pula!” Timpal Inge tak mau kalah. That’s really funny!
Sampai
sekarang aku tak habis pikir hal itu bisa terjadi. Bisa-bisanya
aku menyapa orang yang tak kukenal
seolah aku dan dia sudah lama tidak bertemu. Masalahnya respon dia terhadapku
juga sama seperti itu. Hmm, mungkin kami berdua sedang sama-sama salah
mengenali orang. Mungkin wajahku mirip dengan salah seorang temannya. Hahaha.
Sambil berjalan kami melanjutkan tujuan kami dan mulai melupakan kejadian tadi.
Kami
makan di Marugame Udon. Inge memesan Rice
Chicken Katsu, sedangkan aku lebih memilih tempura dan otak-otak ikan
karena kebetulan aku tidak begitu lapar, aku sudah makan sebelumnya. Kami
sama-sama minum Ocha, hanya saja Inge
memilih Ocha dingin dan aku hangat. Kami memilih duduk di dalam dengan kursi
sofa. Sebelum kami makan tak lupa kami mengabadikan menu malam ini ke dalam sebuah foto. And here it is, one Rice Chicken Katsu, two Tempuras, one Otak-otak
Ikan, and two cup of Green Tea (y)
Setelah
itu kami hanya berjalan-jalan sambil melihat-lihat sudut lain di Mall. Aku
membeli roti di Breadlife sebagai
oleh-oleh untuk mamaku di rumah. Kami menghabiskan sisa waktu dengan
duduk-duduk di bioskop. Dan tak lupa kami ber-selfie ria again :D
Ini salah satu
hasil selfie kami yang diambil
setelah kenyang melahap makanan kami di Marugame Udon.
one Rice Chicken Katsu, two Tempuras, one Otak-otak Ikan, and two cup of Green Tea
BalasHapusenak banget tuh, saya juga suka
Iya enak hehe ^^
BalasHapus