Well, mungkin tulisan ini lebih terkesan seperti curhatan daripada sebuah opini. Tepat di hari Rabu tanggal 5 April 2015 saya resign dari pekerjaan. Setelah saya berhenti dari tempat itu, otomatis saya memiliki lebih banyak waktu luang untuk kegiatan lain karena saya tidak harus bekerja setiap hari lagi seperti sebelumnya. Berkat kehadiran saya di berbagai kesempatan saya pun bertemu dengan banyak teman. Mereka banyak bertanya tentang kabar saya, termasuk perihal kondisi perkerjaan saya. Sebenarnya itu sah-sah saja, mengingat biasanya saya sudah "tenggelam" karena diketahui sudah bekerja, tapi kok nongol lagi? Pertanyaan standar pun mulai menyapa saya, seperti, "gimana kerjaannya?", "masih kerja di situ?", "udah berenti kerja yah, kok bisa ikut acara ini?" Jenuh. Satu kata yang mewakili perasaan saya terhadap berbagai pertanyaan yang orang lain lemparkan kepada saya. Belum lagi reaksi mereka kalau tahu saya sudah resign. Yah, kalau hanya sek
Hi everyone , aku ingin bertanya apakah kalian pernah mengalami masalah dengan kulit wajah? Hmm, aku pikir setiap orang pernah mengalaminya, baik tua maupun muda, cewek ataupun cowok. Entah itu karena kondisi hormon di dalam tubuh yang sedang tidak seimbang, makanan yang tidak sehat, pola hidup yang kurang baik, belum bisa bayar hutang, ingin konsultasi skripsi tapi dosen tak kunjung dapat dijumpai, ngeliat baju kece di mall tapi tak sanggup beli, atau karena habis diputusin pacar? Yah, intinya peristiwa-peristiwa hidup yang mengundang stress lah ya, dimana stress itu sendiri bisa memicu masalah bagi kulit seperti jerawat hingga cepat tua! Hehehe. Salah satu dari sekian banyak masalah kulit wajah adalah iritasi. Yup, langsung ke inti persoalan, baru-baru ini aku mengalami iritasi di kulit wajahku. Aku menyadarinya saat aku abis mandi kemarin, waktu aku abis mengoleskan face serum ke wajahku. Waktu itu aku melihat di kulit wajahku terutama di bagian pipiku terdapat ruam merah, sel
Keinginanku untuk menyalurkan perasaan ini ke dalam tulisan sebenarnya sudah mengapung sejak lama. Dan entah sejak kapan aku merasakan dengan kuat tentang hal ini. Kuamati kalau sekarang ini gaya hidup banyak orang telah berubah. Perubahan gaya hidup itu mempengaruhi bagaimana cara mereka bergaul. Penemuan-penemuan hebat dari Mark Zuckerberg dan Kevin Systrom telah memudahkan orang untuk berkomunikasi, bahkan telah mempertemukan orang-orang yang sudah lama tak berjumpa menjadi terhubung kembali. Namun pesatnya pertumbuhan social media secara tak langsung merubah cara pikir dan psikologi banyak orang (meskipun banyak hal lain yang menjadi faktor penyebab, tapi social media lah yang menjadi pemeran utamanya, menurutku). Dulu aku tidak pernah merasa canggung ataupun aku jarang melihat orang canggung bertemu manusia lain. Tapi sekarang sudah rahasia umum kalau menatap layar smartphone adalah salah satu cara menghindari orang lain. Dulu menjalin hubungan, bercerita, dan t
Komentar
Posting Komentar