Lokasi: Gereja MRPD Pontianak Judul ini seperti clickbait karena mungkin akan terkesan berbeda bagi setiap orang yang membacanya, tergantung persepsi mereka. Makanya, aku sangat menyarankan untuk membaca tulisan ini sampai habis. Aku tidak akan membahas betapa orang yang pernah berbuat salah terhadap kita harus dibenci, atau mungkin tidak layak diberikan kebaikan termasuk doa kita. Hanya saja, ada satu pemahaman yang membuatku akhirnya menuangkan pemikiranku ditulisan ini. Aku tidak ingin terkesan sok tua, tapi kuakui bahwa aku bukan belia lagi meskipun umurku tergolong masih muda. Dua puluh empat tahun delapan bulan kurasa sudah cukup banyak bagiku menjumpai orang-orang dengan berbagai karakter. Dan sepanjang perjalanan hidupku inilah aku memetik banyak pelajaran berharga, terutama dalam hal bersosial. Memang kehidupan sosial itu susah-susah gampang. Sistem pendidikan didunia mengajarkan kita untuk "meraih" sesuatu ...
Peristiwa ini sebenarnya sudah cukup lama berlalu, sekitar lima hari yang lalu. Namun ingatan ini tiba-tiba terlintas dalam pikiranku dan membuatku menjadi sadar bahwa pertanyaan itu penting untuk dijawab. Ketika aku menjalani interview kerja di sebuah perusahaan dan aku memutuskan untuk menolaknya, sang boss kemudian bertanya dengan sedikit kesal, "memangnya kamu mau bekerja di mana, di bidang apa?". Aku hanya cengar-cengir dan menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Aku beralibi dengan mengatakan bahwa aku masih mencari jati diri, masih ingin mencoba kesana kemari sampai aku akhirnya menemukan yang pas. Alasan itu aku ungkapkan karena sebenarnya aku tidak tahu mau jawab apa. Namun setelah pertanyaan itu muncul lagi dalam ingatanku, akupun mulai berpikir pekerjaan apa yang sebenarnya aku mau. Dalam bidang apa aku ingin bergelut. Tidak butuh waktu lama untuk mencari, aku sebenarnya sudah tahu apa yang aku senangi ha...
Karena badmood dan sumpek di rumah muncullah ide tak biasa ini. Aku mengajak Erik untuk keluar jalan-jalan sore. Dan tidak seperti biasanya juga, Erik mau, padahal ia sering menolak dengan beribu alasan jika aku mengajaknya keluar. Akhirnya aku siap-siap dengan penampilan seadanya, dan langsung otw menuju rumah Erik. Percaya atau tidak, seumur-umur kami pacaran, kami tidak pernah jalan-jalan sore bersama. Jadi sudah jelas dong, kalau ini adalah first time we ever did! Haha. Kami itu suka nongkrong, sekedar duduk sambil menikmati minuman itu adalah hal yang kami gemari. Tapi di lingkungan rumah kami tidak ada kafe atau tempat nongkrong yang benar-benar nyaman (itu menurut kami lho, ya). Apalagi kami tidak begitu suka tempat ramai ( well , sebenarnya itu aku sih hehe). Iya aku malas ke tempat yang terlalu ramai, apalagi yang jarak antar mejanya terlalu dekat, kurang privat menurut aku. Belum lagi kalau yang nongkrong itu banyak anak alay nya hihi. Sambil mikir-mikir mau ...
Komentar
Posting Komentar